Sabtu, 31 Mei 2014

SUNGAI CIKUNDUL MENJADI WISATA ARUNG JERAM (RAFTING) TERBAIK DI JAWA BARAT



          Bagi wisatawan yang suka dengan tantangan, tentunya arung jeram (rafting) menjadi salah satu pilihan yang paling seru dan sayang bila dilewatkan.

          Arung jeram di Sungai Cikundul merupakan salah satu obyek wisata yang menjadi andalan Kabupaten Cianjur – Jawa Barat, juga letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Cianjur, bahkan merupakan lintasan jalur antar propinsi sehingga dekat dengan Jakarta, Bogor, dan Bandung.

Kegiatan rafting (arung jeram) di sungai ini memiliki jalur sepanjang 7 kilometer. Disepanjang Sungai Cikundul ini terdapat beberapa lokasi wisata yang dikelolah dengan serius oleh Dinas Pariwisata setempat, sebut saja seperti: jalur wisata off-road, wisata Religi Dalem Cikundul, wisata Waduk Cirata dan Danau Jangari.

Pesona alam disepanjang Sungai Cikundul ini dengan pohon – pohonnya yang menjulang tinggi, lingkungan yang asri, ditambah hiruk pikuknya arus sungai nan jernih, semakin membuat pengunjung betah berlama – lama.

Jalur rafting di Sungai Cikundul ini memiliki banyak lokasi jeram yang cukup ekstrim dengan gelombang arus ombak yang besar. Namun tidak perlu kuatir, karena wisatawan yang ingin memacu adrenalin disini, tentunya didampingi dengan tim instruktur yang profesional dan telah berpengalaman.

          Diva Tour & Travel, merupakan biro perjalanan yang menjadikan arung jeram Sungai Cikundul ini sebagai salah satu andalan paket wisatanya.






Rabu, 28 Mei 2014

UPACARA ADAT KEMATIAN (RAMBU SOLO) DI TORAJA - SULAWESI SELATAN


          Upacara adat berkesan sakral ini mampu memikat daya tarik wisatawan / turis yang datang berkunjung tiap tahun menyaksikan proses ritual pemakaman jenasah (Rambu Solo) di Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara, yang jarakya kurang lebih 300 km dari Kota Makassar - Propinsi Sulawesi Selatan ini.

          Upacara Adat Rambu Solo ini bagi masyarakat Toraja dianggap sebagai perjalanan kematian yang paling sempurna bagi arwah yang diupacarakan, menuju tempat keabadian yang disebut Puya untuk berkumpul kembali bersama para leluhur.

Puncak prosesi Upacara Rambu Solo ini paling marak diadakan mulai saat liburan sekolahan (bulan Juni) hingga beberapa bulan berturut- turut, bahkan kadang sampai akhir tahun (bulan Desember) disetiap tahunnya. Hal ini menjadikan Toraja sebagai tujuan wisata dari turis lokal maupun mancanegara.

Upacara Rambu Solo ini tidak hanya diadakan disatu tempat (satu rumah duka) saja, namun sering dijumpai upacara tersebut diadakan secara bersamaan yang tersebar diberbagai rumah duka dikedua kabupaten ini. Suasana seperti inilah yang membuat ramai dan serunya Upacara Rambu Solo. Bahkan pengunjung yang datang menyaksikan jumlahnya kadang mencapai ribuan orang. Selain dipadati oleh penduduk lokal, juga ikut berbaur para wisatawan yang ingin menyaksikan langsung proses ritual ini.

Hal tersebut dikarenakan puncak dari prosesi Upacara Rambu Solo yang dilakukan, memiliki susunan acara untuk beberapa ritual lalu diselingi dengan beberapa bentuk lagu dan tarian adat yang membutuhkan waktu minimal selama 3 x 24 jam.

Dalam prosesi puncak dari Upacara Rambu Solo tersebut, terdiri dari dua bagian yaitu : Proses Pemakaman yang disebut Rante, kemudian dipadu dengan selingan Pertunjukan Seni Adat. Jadi kedua bagian ini dilakukan secara bersamaan dan bukan terpisah satu saa lain.

Pada proses Pemakaman (Rante), upacara adat dilakukan disebuah tanah lapang yang dikelilingi beberapa rumah adat (Tongkonan), dimulai dari membungkus jenasah (Ma’ Tudan Mebalun), lalu menghiasi peti jenasah menggunakan benang emas dan perak (Ma’ Roto), diteruskan dengan mengarak jenasah menuju tempat bersemayam (Ma’ Popengkalo), setelah itu jenasah diarak lagi dari kompleks rumah adat Tongkonan tadi ke tempat pemakaman terakhir ( Lakkian).

Untuk proses Pertunjukan Kesenian, dimulai dari Perarakan Kerbau yang akan dijadikan kurban, setelah itu ada beberapa pertunjukan musik daerah Toraja diantaranya Pa’ Pompan, Pa’ Dali - Dali, dan Unnosong. Kemudian dirangkaikan juga dengan beberapa tarian adat Toraja berupa Pa’ Badong, Pa’ Dondi, Pa’ Randing, Pa’ Katia, Pa’ Panggan, Passailo, dan terakhir Ma’ Pasilaga Tedong (dua ekor kerbau saling diadu). Kerbau – kerbau yang diadu tadi selanjutnya disembelih sebagai simbol kurban.

Banyaknya jumlah kerbau yang disembeli menandakan tingkat derajat dari status sosial keluarga yang sedang berduka. Dalam lagu dan tari pada proses Pertunjukan Kesenian tadi, mengandung doa –doa serta wujud penghormatan bagi arwah yang diupacarakan.

          Bagi wisatawan yang ingin berkunjung menyaksikan Upacara Adat Rambu Solo, tidak perlu kuatir untuk mendapatkan penginapan yang lengkap dan nyaman di Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara ini. Tersedia banyak penginapan mulai dari kelas standar hingga yang mewah. Rumah makan dan restoran juga banyak bertebaran sesuai selera. Bahkan berbagai kebutuhan hidup sehari - hari mudah didapatkan didaerah ini.