Sabtu, 24 Mei 2014

RAJA AMPAT SURGANYA SNORKELING DAN DIVING DI DUNIA



          Pesona keindahan terumbu karang serta ribuan spesies laut yang terbanyak didunia memang hanya bisa kita jumpai di Kepulauan Raja Ampat. Bahkan diakui oleh semua turis yang pernah berkunjung disini, serta didukung oleh penelitian para ahli terumbu karang dunia, bahwa Kepulauan Raja Ampat merupakan wilayah yang masih memiliki kekayaan alam laut terbanyak dijagat ini dan belum tercemar.

Anugerah Tuhan Sang Pencipta ini sangat memukau dan memanjakan tiap wisatawan yang datang melihat dan merasakan pemandangan eksotis disini.

          Disebut Raja Ampat karena kepulauan ini terdiri dari empat gugusan pulau terdiri dari: Pulau Misool, Pulau Batanta, Pulau Waigeo, dan Pulau Salawati, yang dahulunya masing – masing diperintah oleh seorang raja. 

Kepulauan Raja Ampat terletak juga di Kabupaten Raja Ampat – propinsi Papua Barat (sering disebut dengan istilah kepala burung). Dibutuhkan jarak tempuh hanya selama dua sampai tiga jam dari Kota Sorong untuk menuju kawasan wisata Kepulauan Raja Ampat.

Ada dua pilihan wiasata yang dapat pengunjung nikmati di Keplauan Raja Ampat, diantaranya disediakan beberapa tampat penginapan (resort) bagi wisatawan yang ingin menghabiskan waktu liburnya hingga beberapa hari, ataukah menyewa sebuah kapal cepat dengan berbagai ukuran untuk mengelilingi berbagai kawasan dikepulauan ini dalam sehari, serta didampingi seorang pemandu wisata.

Tidak hanya keindahan terumbu karang dan spesies laut saja yang dimiliki Kepulauan Raja Ampat, karena masih banyak kekayaan alam dari pulau – pulau dikawasan ini yang sangat menarik menjadi tujuan wisata bagi pengunjung yang tidak ingin melakukan snorkeling atau diving.

Dengan ditemani seorang pemandu wisata yang merupakan warga setempat, kita akan dibawah berkeliling menggunakan kapal cepat sambil menikmati terumbu karang dan berbagai biota laut dari permukaan laut jernih berwarna biru, juga mengunjungi pantai yang berpasir putih dibeberapa pulau kosong ataukah yang berpenghuni, mendatangi hutan – hutan kecil yang masih perawan untuk menyaksikan aneka burung Cendrawasih Wilson, Burung Cendrawasih Merah, Burung Waigeo, Burung Maleo, Burung Kakatua, Burung Nuri, juga Kuskus, serta melihat lokasi yang ditumbuhi beberapa jenis tanaman anggrek

Digugusan Pulau Misool, kita juga bisa temukan dengan mudah sisa – sisa pra sejarah, seperti banyaknya bekas telapak tangan manusia pada dinding batu karang dibagian luar gua yang sangat dekat dengan pesisir pantai. Diduga bekas telapak tangan tersebut telah berumur 50.000 tahun.

Bagi pencinta snorkeling dan juga diving, Kepulauan Raja Ampat merupakan surganya berpetualang dibawah laut. Ratusan jenis terumbu karang dunia yang sebagaian besar hanya terdapat di kawasan ini, dengan mudah kita temui. Ditambah lagi dengan ribuan spesies biota laut yang bak menari – nari berkeliling disekitar kita.

Tak hanya itu, beberapa bangkai pesawat tempur Perang Dunia II sangat mudah juga kita dapati saat melakukan penyelaman disekitar Pulau Wai.

Kawasan Kepulauan Raja Ampat memiliki sekitar 540 jenis karang keras, dimana dari semua jenis karang keras yang ada didunia, didapati sebanyak 75% ada di Kepulauan Raja Ampat. Kemudian lebih 1.000 jenis ikan karang serta 700 jenis moluska (hewan laut yang bertubuh lunak, seperti: cumi – cumi, kerang, dan lainnya) menghuni kawasan Raja Ampat ini.

Pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata Raja Ampat memberlakukan batasan kunjungan wisata bagi setiap turis yang ingin melihat langsung Kepulauan Raja Ampat. Seperti yang dikutip dari situs http://travel.kompas.com oleh Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat, Yusdi Lamatenggo mengatakan bahwa Raja Ampat tidak dapat dikembangkan sebagai wisata massal. Tujuannya jelas, yaitu agar kawasan tersebut tetap terjaga kelestarian alamnya sebagai taman nasional.

Upaya yang dilakukan berupa membatasi aktivitas penyelaman, dimana kegiatan menyelam secara bersamaan oleh puluhan orang dalam waktu yang sama dikawasan ini, tidak akan diizinkan. Hal ini disebabkan suhu badan yang dikeluarkan dari tubuh para penyelam dikhawatirkan akan berdampak merusak keberadaan terumbu karang.

Demikian halnya untuk aktivitas fotografi bawah laut dalam skala besar akan dilarang, karena efek dari sinar lampu kamera yang dapat merusak terumbu karang.

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat ikut berperan membatasi izin usaha pembangunan resor, dimana hingga 10 tahun kedepan hanya diperbolehkan sebanyak 20 resor saja yang dapat beroperasi di kawasan Kepulauan Raja Ampat. Demikian pula dengan pembatasan jumlah unit tranportasi kapal cepat.

Saat ini sudah ada sekitar 7 resort yang telah berdiri serta sekitar 40 unit kapal cepat dengan berbagai ukuran yang sedang beroperasi di kawasan Kepulauan Raja Ampat.

Dukungan juga datang dari Wakil Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif yaitu Sapta Nirwandar yang mengatakan: “lokasi wisata Kepulauan Raja Ampat memang diharapkan tidak boleh menjadi ajang wisata massal dan murah, yang membuat orang berbondong – bondong datang kesana. Wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat, harus yang berkualitas dan berpendidikan. Artinya mereka memang paham dan menjaga keberadaan terumbu karang agar tidak rusak”.

Sebagian besar masyarakat Kepulauan Raja Ampat adalah nelayan yang sangat ramah terhadap semua turis yang berkunjung. Mereka bahkan senang jika diberi oleh – oleh berupa buah pinang dan permen, sebab pemberian tersebut merupakan simbol persahabatan dalam tradisi mereka.

Masyarakat Kepulauan Raja Ampat memeluk agama Islam dan Kristen. Kerukunan beragama mereka dapat dilihat, misalnya dalam satu keluarga sering dijumpai ada beberapa anggota keuarga yang beda keyakinan namun tetap saling menghormati.

          Sejak tahun 2005, Bank Dunia yang dibantu oleh Lembaga Lingkungan Global menjadikan Kawasan Kepulauan Raja Ampat ini sebagai daerah yang berhak menerima bantuan Coral Reef Rehabilitation And Management Program (Coremap) II. Program ini melibatkan penduduk lokal untuk membudidayakan ikan kerapuh juga rumput laut.